Bicara soal sedekah, banyak cerita
yang bisa kita dengar bahwa sedekah justru mengalirkan harta dan bukan
menghabiskan harta. Terdengar tidak rasional bukan ?
Rasulullah SAW bersabda (HR
Muslim 2588 Syarh Shahih Muslim) :
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا نَقَصَتْ
صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ
أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ
Artinya
: "Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang
yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah
kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan
Allah akan mengangkat derajatnya."
Sebelum bicara soal keutamaan sedekah,
saya ingin bilang – sedekah erat kaitannya dengan hati, dan hati erat kaitannya
dengan iman. Segala hal yang Allah janjikan adalah benar dan tanpa melakukannya
kalian tidak akan mendapatkan keutamaanya.
Seorang kenalan saya pernah bercerita,
beliau memiliki mobil satu-satunya yang sangat diinginkan tapi orang tuanya
masih memiliki hutang di bank. Karena harus membayar pinjaman setiap bulannya
dan pengeluaran ini itu, beliau berpikir untuk menjual saja mobil tersebut untuk
melunasi pinjaman di bank.
Walhasil
mobil terjual, pinjaman bank langsung dilunasi tanpa bertanya apakah uang itu
akan kembali atau tidak dari orang tuanya. Selain itu beliau juga berjanji
untuk mendaftarkan haji ibunya, singkat cerita uang dari penjualan mobil masih
tersisa dan seluruhnya beliau habiskan untuk mendaftar haji.
Apa yang terjadi ? Benar, uang kenalan saya memang habis, tapi
setelahnya tidak menunggu waktu lama Allah menggantinya lebih dari yang diminta.
Pekerjaannya makin banyak, bahagia, dan selain itu hati lebih tenang karena
tidak punya hutang dan sudah mendaftar haji. Tanpa mengalaminya, kalian pasti
tidak akan percaya.
Hartanya tidak berkurang, justru bertambah
dari berbagai sisi. Saya tidak hanya bilang soal materi, tapi keberkahan dari-Nya
sungguh akan membuat kalian malu menyangsikan janji Allah.
Untuk mengetahuinya, kamu cukup melakukannya.
Allah tidak akan pernah berdusta. Banyak cerita yang akan kalian temukan jika
mencarinya.
وَمَآ اَنْفَقْتُمْ
مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهٗ ۚوَهُوَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ
Artinya: “Dan
apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi
rezeki yang terbaik.” (QS. Saba’: 39).
Dari cerita di atas, bahkan sebelum
kamu berpikir untuk mencari bagaimana uang itu akan kembali atau rejeki mana
lagi yang akan datang, Allah sudah memberikan kabar baik untukmu. Kamu akan
takjub pada janji Allah dan terus menerus ingin melakukannya karena mengetahui
keutamaannya.
مَثَلُ
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ
سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ
يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Artinya: "Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di
jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang
menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah
melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas
lagi Maha Mengetahui." Al Baqarah 261.
Kalau kalian pernah melihat kisah
sukses founder wardah dan kisah sukses orang lain, sebagian besar akan
memberikan saran untuk melakukan sedekah dalam hal apapun. Jika dalam hati
terbersit untuk memberi sedekah lakukan, jangan ditunda. Lakukan sebelum hawa
nafsu dan syaitan memberikan bisikan sebaliknya.
أنفقي أَوِ
انْفَحِي ، أَوْ انْضَحِي ، وَلاَ تُحصي فَيُحْصِي اللهُ عَلَيْكِ ، وَلاَ تُوعي فَيُوعي
اللهُ عَلَيْكِ
Artinya: “Infaqkanlah
hartamu. Janganlah engkau menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau
mensedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan menghilangkan barokah rizki
tersebut. Janganlah menghalangi anugerah Allah untukmu. Jika tidak, maka
Allah akan menahan anugerah & kemurahan untukmu.” (HR. Bukhari 1433, HR. Muslim
1029).
KEPADA SIAPA SEDEKAH
DIBERIKAN ?
Siapa yang
lebih utama diberikan sedekah yang kita miliki ? Surat al-Baqarah Ayat 215 berbunyi
:
يَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَا يُنْفِقُوْنَ ۗ قُلْ مَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ خَيْرٍ
فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْاَقْرَبِيْنَ وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِ
ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ ‘
Artinya
: “Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang apa yang harus mereka
infakkan. Katakanlah, “Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya
diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, dan orang yang dalam perjalanan (dan membutuhkan pertolongan).”
Kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahuinya.’’
Jika
keluarga kalian membutuhkan, maka tengoklah dulu kepada kedua orang tua, lalu
kerabat, baru pihak lain yang akan kamu berikan sedekah dari sebagian hartamu. Lakukan
sebagai bentuk kehambaanmu, sebagai bentuk keyakinanmu, dan terakhir sebagai
bentuk amalanmu untuk kembali.
JENIS-JENIS SEDEKAH
Begitu banyak jenis sedekah, tidak
terbatas hanya harta. Kalian bisa melakukannya semampunya, dari berbagai hal
yang ada di lingkungan kita. Memberi senyum, mengucap salam, melaksanakan
shalat, dan begitu banyak jenis sedekah yang diberikan Allah supaya segala sisi
manusia dapat melakukannya.
Kalian bisa membeli air untuk umum dan
meletakkanya di masjid, kalian bisa bersedekah subuh setiap pagi hanya sejumlah
2 ribu saja, kalian bisa membantu menyapu masjid, membersihkan jalanan, dan apa
saja.
Dari
Hudzaifah, mengatakan bahwa Nabi SAW telah bersabda, "Setiap yang
baik itu sedekah."
"Senyummu
di hadapan saudaramu adalah (bernilai) sedekah bagimu." (HR.
Tirmidzi)
Sa’id
menceritakan bahwasanya Sa’ad mendatangi Nabi SAW lalu bertanya:
أَىُّ الصَّدَقَةِ
أَعْجَبُ إِلَيْكَ قَالَ « الْمَاءُ
Artinya: “Sedekah
apa yang paling engkau sukai.” Jawab beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sedekah
air.” (HR. Abu Daud 1679 & An-Nasai 3694; 3695).
Sebelum
menutup tulisan ini, semoga kita semua meyakini dan menjalankan apapun
perintahnya serta terus bersiap untuk menyiapkan bekal terbaik ke akhiratnya.
Nabi SAW
bersabda :
مَا مِنْكُمْ
أَحَدٌ إِلاَّ سَيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تُرْجُمَانٌ فَيَنْظُرُ
أَيْمَنَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلاَّ مَا قَدَّمَ مِنْ عَمَلِهِ وَيَنْظُرُ أَشْأَمَ
مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلاَّ مَا قَدَّمَ وَيَنْظُرُ بَيْنَ يَدَيْهِ فَلاَ يَرَى إِلاَّ
النَّارَ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ فَاتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ
Artinya
: “Tiada seorang (pun) dari kalian, melainkan (kelak) Allah akan berbicara
kepadanya tanpa seorang penerjemah. Maka ia melihat ke kanan, tidaklah
dilihatnya melainkan amal perbuatannya yang pernah dilakukan. Dan ia
(pun) melihat ke kiri, tidaklah dilihatnya melainkan amal perbuatannya
yang pernah dilakukan. Dan ia (pun) melihat ke depan, tidaklah
dilihatnya melainkan neraka di hadapan wajahnya. Maka peliharalah (diri)
kalian dari api neraka, sekalipun dengan sebiji buah kurma (yang disedekahkan).”
(ash–Shahihain).
Mari memberikan sedekah terbaik.
Semoga
bermanfaat!

Tidak ada komentar
Terima kasih telah berkunjung.
Latifa Mustafida