Ayam favorit orang Saudi : Albaik !

Sebelum berangkat ke Saudi, banyak informasi yang saya cari demi kesiapan pribadi, baik di google atau youtube, termasuk soal makanan enak di Saudi. Meskipun tidak saya cari dengan sengaja, beberapa postingan mengenai hal menarik disana muncul dengan sendirinya di jendela Instagram saya, seperti apa saja yang harus dipersiapkan, manfaat umroh, dan sebagainya.

Alhamdulillahnya, kali ini saya berangkat bersama adik kandung saya. Sebagaimana anak milenial lainnya, dia justru fokus kepada hal-hal yang tidak saya perhatikan. Beberapa kali adek saya melihat dalam vlog artis yang sedang umroh atau di Instagram informasi seputar Makkah Madinah soal bagaimana jalan-jalan dan mencari kuliner disana. Herannya yang dia temukan bukan tips maksimal beribadah atau menambah stamina, yang dia dapat justru ayam goreng enak di Makkah Madinah hhe. Menarik bukan ?

Namanya albaik. Ayam favorit orang Saudi.

Jika di Saudi (Makkah Madinah) yang paling terkenal adalah albaik, di Indonesia mungkin bisa dipersamakan dengan KFC, Burger King, atau McDonalds yang punya menu ayam goreng crispy beberapa rasa. Yang berbeda adalah dari ukuran dan menu pendamping. Jika menu pendamping di Indonesia adalah nasi, di Makkah Madinah – tampilan yang ditawarkan adalah ayam berbentuk nugget pedas, kentang dan roti dengan saus.



Dari ukuran ayam biasa, ukurannya  jelas lebih besar daripada di Indonesia. Ukuran ayam goreng biasanya gede sampe saya bisa bilang kalo ga akan abisss kalo cuman buat satu orang (porsi saya). Kalau ditanya soal rasa? Biasa aja! Enakan juga ayam olive atau Burger king yang lebih berbumbu dan crunchy. Tapi lagi-lagi itu soal selera.

Jenis yang kedua, yang katanya lebih paporit atau best seller, ayam berbentuk nugget yang rasanya pedes. Jadi hampir seukuran risoles Indonesia tapi rasanya ayam. dua varian ini ada di setiap Albaik kalian bisa memesannya bersamaan atau terpisah. 

Soal menu pendamping, roti dan kentang yang dikasih ke saya (kebetulan sudah lembek, mungkin karena pengiriman yang dikemas saat panas jadi ga begitu enak ketika dimakan) sejauh ini masih enak kentangnya Mekdi sih. Mungkin karena selera bumbu kita yang beda, saya rasa yang di Indonesia jauuuuuh lebih enak dan berbumbu dibanding di Saudi. Karena perbedaan itulah, meskipun makanan hotel juga (sebenarnya) sudah cukup, tapi kalau diminta pilih saya nggak bisa ngalahin bumbu makanan di Indonesia yang gak tanggung-tanggung.



Harga rata-rata albaik untuk 1 porsi sesuai di website hanya 20 reyal. Tapi karena kendala Bahasa dan aplikasi akhirnya saya dan adik saya nitip ke muthawwif (dan kena harga 80 reyal, setara hampir 120 ribu an lah). dengan harga segitu sebenernya cukup mahal, cuman kebetulan karena lagi sakit dan gamau ribet akhirnya kita iyain aja.  

Kalian bisa kok beli sendiri tanpa harus melalui aplikasi (ada aplikasi layanan pesan antar tapi harus menggunakan nomor Saudi dan berbahasa Arab, itu tantangan besarnya). Lokasi albaik di Madinah lebih jauh dengan lokasi penginapan daripada di Makkah.



Di Makkah, di sepanjang jalan menuju Makkah kalian akan menemukan  pamflet – iklan – banner di setiap 50 meter bertuliskan Albaik, jadi jangan heran, kemungkinan ini memang favorit disini, kalian nggak akan kesulitan buat nyari. Selain itu, kalau nnggak salah di pintu berapa keluar dari Masjidil Haram, ada jalan khusus jualan makanan (street food) dan disana (katanya) juga ada Albaik.

Jadi jangan khawatir, semoga kalian juga bisa mencobanya disana. Aaamiin.

Best Regards, Latifa Mustafida

Tidak ada komentar

Terima kasih telah berkunjung.

Latifa Mustafida