Jarak Indonesia Madinah : Review singkat 3 hari (2)

a.       For the first time

Pertama kali menginjakkan kaki di bandara Madinah (bulan September ketika cuaca sedang panas), meskipun lega & bahagia karena sudah sampai, udara yang menyentuh kulit saya (rasanya aneh) saya nggak tau bagaimana mendefinisikannya karena kondisinya berbeda jauh dengan Yogyakarta. Saya bisa bilang bahwa suhu disana tidak begitu menyengat, tapi hampir seperti berada di sebelah mesin bus, itu tidak begitu menyenangkan.

 

Dengan suhu yang seperti itu, kalian perlu berhati-hati untuk menjaga kesehatan & adaptasi, jika fisik menurun sedikit saja akan mudah terkena radang tenggorokan karena angin gurun dan cuaca terik, tapi tidak perlu khawatir – jika kalian selalu ke masjid untuk beribadah, air zam-zam yang disediakan tidak pernah habis (dan stoknya banyak). Kalian tidak perlu khawatir kesulitan mencari atau menambah stok air minum karena hampir di semua lajur masjid bisa ditemukan tabung air zam-zam dalam 2 versi (cold & not cold).

 



Selain itu, kalian harus berupaya minum dan makan dengan volume yang lebih banyak daripada saat di Indonesia, kita akan lebih banyak berjalan kaki – bergerak – dan menggunakan tenaga lebih banyak. Karena kita disana dengan tujuan ibadah, maka penting untuk menjaga asupan makan & kesehatan. Penting juga untuk meminum suplemen tambahan dan barangkali vitamin untuk menambah daya tahan tubuh.

 

Bagi saya, yang paling tidak menyenangkan dari 2 tempat di Saudi ini (yang lainnya menyenangkan dan menenangkan) hanya jarak toilet yang jauh. Berbeda dengan di Indonesia yang kamar mandinya berada di samping masjid atau sebelah ruang solat. Begitu kalian berniat hadast kecil atau besar, tempat yang kalian jaga untuk solat akan hilang dengan cepat – kecuali ada teman yang berada di sebelah kalian & itu bukan waktu limit menjelang solat (Jika demikian, maka dipastikan dan harus direlakan bahwa kalian harus mencari tempat yang masih tersedia).

 

Jika hendak ke toilet, kalian harus keluar pelataran masjid dan harus turun tangga lumayan jauh. Yang jadi tantangan adalah untuk kalian yang mudah kentut, jarak antara tempat wudhu dan toilet dengan masjid lumayan jauh – itu cukup menegangkan sekaligus mendebarkan bagi saya karena saya harus berdoa sepanjang jalan supaya tidak kentut lagi & tidak ketinggalan salat jamaah. Hhe.

 

Di luar itu semua, sepertinya segala sesuatu saya maklumi (meskipun toilet pun saya maklumi juga), makanan – hotel – transportasi – cuaca dan bahkan orang lain yang menyebalkan pun saya maklumi. Saya menganggap bahwa ini adalah perjalanan ibadah, dan apapun yang sedang saya terima saat itu adalah proses & rangkaian ibadah yang saya lalui.

 

b.      Jarak Indonesia - Madinah

 

Jarak Indonesia – Madinah kurang lebih 9 jam 55 menit. Jarak yang ditempuh tersebut hampir sama jika kalian flight dari bandara Makkah kembali ke Indonesia. Bayangkan, saat ini kita bisa menikmati pesawat terbang (dan harus terbang dalam waktu yang tidak sebentar), bagaimana jaman nenek kakek kita dulu yang masih harus menggunakan kapal selama lebih dari 1 bulan untuk bisa kesana? Bagaimana kekuatan fisiknya? Berapa lama harus berpisah dari keluarga? Apa saja resiko yang harus ditempuh untuk sampai disana? Berapa biaya yang harus dikeluarkan?

 


Dan sederet pertanyaan lain yang kalau dibayangkan pasti melelahkan. Dengan alasan itu kita harus bersyukur dan berupaya lebih maksimal karena kita mendapat kemudahan yang lebih banyak dibanding dulu.

 

Soal perbedaan waktu, antara Indonesia dan Madinah terpaut jarak kurang lebih 4 jam lebih lambat. Jadi, jika di Indonesia pukul 9 pagi, di Madinah masih pukul 5 subuh. Perbedaan waktu ini cukup melelahkan mengingat ketika di Indonesia sudah mulai masuk jam kerja, saat saya di Madinah (itu baru masuk waktu menjelang subuh dan tombol kerja di tubuh saya belum on).

 

Hal lain lagi, perbedaan waktu tersebut lumayan berpengaruh di tubuh jika kalian nonstop menggunakan angkutan darat – pesawat direct Madinah untuk langsung melaksanakan serangkaian kegiatan tour travel, jadi bisa dimungkinkan bahwa setibanya kalian disana akan merasa sedikit kelelahan karena penyesuaian waktu.



… Bersambung di review selanjutnya ya bagian (2) 

Best Regards, Latifa Mustafida

Tidak ada komentar

Terima kasih telah berkunjung.

Latifa Mustafida