Ada
banyak orang dalam hidup saya yang menginspirasi saya menjadi lebih baik, entah
itu tua atau muda, saya akan menganggapnya sebagai guru dan hikmah yang
didatangkan kepada saya.
Begitu
banyak.
Mungkin
akan ada banyak yang akan saya ceritakan disini. Dimana saya mendapat prinsip
ini, dimana saya memegang prinsip itu, dimana saya berpegang teguh pada hal
ini, dimana saya berpegang teguh pada hal lain.
Seorang
junior yang saya ketahui belakangan, namanya maula (saya tak perlu menyensor namanya
bukan :D ) adalah seseorang yang saya akan ingat, mungkin sampai nanti saya
tua. Umurnya jauh lebih muda dibanding saya. Hal yang saya tau selain
umurnya yang masih muda adalah sederet kelebihannya, dia sudah menyelesaikan proses
menghafal qurannya 30 juz bahkan dengan tartil dan suara merdunya. Selain itu,
ternyata dia yang menyimak dan mendengar bagaimana cara ngaji saya (di usia
saya yang berbeda banyak taun,
kadang-kadang saya malu, tapi lebih dari itu, saya takjub dan terpesona pada kelebihan
yang diberikan Allah pada anak semuda itu. saya jadi mikir, ngapain saja saya di usia itu hehe).
Dia
mendapat beasiswa kedokteran, selalu bangun lebih pagi sebelum subuh dan bahkan sebelum jam 4 pagi men-deras alquran, rajin belajar, tawadhu, sopan, dan selalu
tersenyum. Bayangkan itu ada pada saya, akan banyak sekali orang yang akan menyayangi
saya hehe.
Dari dia saya belajar, bahwa tidak hanya mereka yang tua yang bijak, rajin, tawadhu dan bisa menjadi guru yang bisa diambil ibrahnya. Dari dia saya belajar artinya rendah hati untuk tidak menyombongkan masalah usia dan apalah tetek bengeknya (apa daya, memang tidak ada yang bisa saya sombongkan dari segi manapun di hadapan dia). Tahun ini, bisa jadi dia menjadi peserta termuda yang mengikuti khataman di pondok pesantren saya dulu (bisa jadi), saya tidak tahu berapa persisnya umur dia. Yang jelas dari dia saya benar-benar belajar bahwa, setidaknya saya yang lebih tua harus bisa mencoba lebih rajin dan lebih baik dibanding dia.
Setidak-tidaknya, saya bisa meniru
semangat dan tekad dia mencapai sesuatu di umurnya yang masih muda. Dia yang punya
banyak kelebihan tidak pernah sombong, lantas apa yang harus saya sombongkan
jika disandingkan dengan kelebihannya? Semoga cerita ini jadi amal ibadah dia
karna sudah menginspirasi saya jadi lebih baik.
Seseorang
yang sudah saya anggap seperti ayah saya sendiri, pak Moelyadi Namanya,
seringkali berpesan, “kalau nanti sudah berkeluarga harus bisa menjaga emosi,
saya tau kamu mandiri dalam segala hal, tapi tidak ada salahnya membagi itu
kepada seseorang yang layak.”
Seorang
yang sudah saya anggap bapak saya sendiri itu tahun lalu meninggal dunia. Saya menganggapnya
seperti, saya kehilangan seorang yang penting dalam hidup selain kakek saya
(yang mengajarkan berbagai hal mengenai hidup dan prinsip pada saya).
Sepeninggalnya
saya sadar, umur saya tidak pernah tau kapan akhirnya. Setidaknya saya tau 1
hal ketika bapak meninggal, beliau meninggal dalam keadaan selalu menunaikan
shalat tepat pada waktunya. Selebihnya ? beliau begitu sayaaaang pada
keluarganya.
Setiap
hari beliau sempatkan menjemput anak, sore hari diluangkan untuk keluarga,
beliau seringkali mengajak makan keluarga dan itu menghangatkan hati saya. Saya
mau juga punya keluarga yang sama hangatnya. Setidak-tidaknya, meskipun beliau
meninggal dalam usia yang cukup muda, saya yakin istri dan anaknya punya
kenangan yang baik tentang bapak semasa hidupnya.
Di
luar urusan keluarga, hal yang saya ambil pelajaran adalah sesibuk apapun, bahkan
ketika ada tamu sekalipun, bapak selalu tertib mengambil air wudhu setelah
adzan berkumandang. Sesaat sebelum iqamah, beliau menyampirkan sajadah di
pundaknya dan meninggalkan kantor bersama pak Barno yang juga selalu rajin ke
masjid setiap masuk waktu shalat. Beliau memang tidak pernah secara langsung
mengajak saya shalat, tapi beliau memberikan contoh, dan contoh itu lah yang
saya lihat setiap hari – dalam 3 tahun bekerja bersama beliau.
Contoh
itu lah yang ingin saya contohkan lagi kepada adek-adek saya, team saya,
keluarga saya, orang-orang terdekat saya, bagaimanapun caranya.
Dari
beliau saya sadar bahwa, tidak ada yang perlu dikhawatirkan mengenai rezeki,
klien, keluarga, pekerjaan – selama kamu berpasrah pada gusti Allah.
Ada
1 ayat yang selalu saya ingat ketika beliau bercerita, sepertinya beliau terobsesi
dengan ayat ini (hehe), ayat terakhir surat al insyirah yang kurang lebihnya
berarti :
“Maka apabila kamu telah selesai (dari
sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain”.
Kata beliau, kalau kita sudah menyelesaikan satu
kasus, pasti akan ada kasus lain datang yang dikasih Allah jadi rejeki kita
buat dikerjakan lagi. Jadi yuk diselesaikan dengan baik, jangan ditunda. Begitu
kurang lebihnya. Pesan beliau masih terus teringat sampai detik ini, dan semoga
jadi amal baik bapak di akhirat nanti. Pesan yang meng-inspirasi saya untuk
terus asmanah dan solat tepat pada waktunya.
Mungkin tidak semua bisa saya sampaikan, bapak ibuk yang memberi contoh sabar, adek mbak saya yang punya segudang maklum dari tiap kesalahan, mbak danik yang ngajarin kebaikan sedekah, mba
arum yang always ikhlas memberi, Pak Hasan dan Bu Muf yang membantu saya di
saat-saat terendah dengan menyediakan papan dan pangan tanpa mengharapkan
balasan apapun (bahkan beliau berdua terus memperlakukan saya seperti anaknya
sendiri sampai detik ini), bu essy yang ngingetin saya kodrat perempuan, team kantor yang ngajarin saya pentingnya komunikasi, koordinasi dan manajemen ati hhe, bu lusi yang menginspirasi saya untuk jadi dosen (yang tegas dan berprinsip) dan siapapun yang membantu
merubah dan memperbaiki saya dalam kebaikan, terlalu banyak hikmah entah dari
kejadian baik atau buruk yang bisa saya petik manfaatnya.
Semoga menjadi amal baik bagi kalian yang memberikan
ibrah bagi saya. Semoga hikmah ini kalian rasakan juga manfaatnya.
Ada banyak kejadian yang mengajarkan kepada saya
bahwa semua orang bisa saja menjadi inspirasi bagi orang lain, menjadi sumber
sikap dan prinsip baik yang diambil orang lain di sebagian hidup mereka.
Rasanya tidak mustahil saya ingin menjadi seperti
itu, saya ingin dikenal sebagai seseorang yang memberikan contoh yang baik,
yang berkata yang baik, yang memberi hal yang baik,
Setidaknya – meskipun saya berbuat tidak baik
kepada seseorang, semoga mereka akhirnya akan menemukan dan memetik hal baik
untuk diambil hikmahnya bagi diri sendiri bahwa hal seperti itu tidak baik
untuk dilakukan dan memberikan saya maaf atas segala khilaf yang yang saya
lakukan.
Rasanya tidak mustahil bagi saya untuk terus
bilang bahwa, semoga saya bisa jadi seseorang yang meng-inspirasi
keluarga, teman, sahabat, dan orang-orang terdekat saya untuk terus menjadi
baik dan menyebarkan hal baik, dan barangkali …
“There are people in your life whom you
unknowingly inspire simply by being you”.
Semoga kelak saya juga bisa menjadi inspirasi
bagi orang lainnya.
Semoga kebaikan senantiasa tercurah pada kita dan
orang-orang yang kita sayangi. Aamiin.
Tidak ada komentar
Terima kasih telah berkunjung.
Latifa Mustafida