Cewek Saudi cantiknya bikin iri! : Review Madinah 3 hari

              Pertama kali masuk area bandara Madinah, kita langsung akan disambut petugas imigrasi yang sebagian besar adalah perempuan berpakaian serba hitam dan bercadar hitam. Dulu, katanya petugas imigrasi adalah laki-laki, tapi karena lebih genit dan lama akhirnya mungkin menyebabkan kebijakan berubah hhe. Saya hanya mendengarnya dari teman yang sudah beberapa kali umroh, jadi saya tidak bisa memastikan kebenarannya.

Saat itu sudah malam, kurang lebih pukul setengah 9 malam, meskipun jilbab mereka digunakan secara acak tapi itu sama sekali tidak bisa menutup kecantikan yang terpancar dari mata dan hidung mereka yang tertutup cadar. Hidungnya tampak sangat indah dan matanya bikin ngiri, aslik! Saya bilang iri karna mata saya typical asia yang sipit dan kecil sehingga untuk menyeimbangkan tampilan sipit, hidung saya juga kecil wkkw.

              Kali kedua, masuk pelataran masjid Nabawi, banyak sekali anak kecil perempuan yang berlarian di seputaran masjid – mengobrol sambal bercanda bersama saudaranya. Sekalipun sudah hampir berganti hari, mereka masih terjaga dan berada di area masjid. Bayangkan jika itu Indonesia, anak-anak sudah dilarang berkeliaran jauh dari rumah, bahkan jika itu adalah masjid sudah pasti dimarahi untuk segera pulang.



              Selanjutnya, akan kalian temui semua bentuk yang indah dari perempuan Saudi, di pintu masjid, di dalam masjid, di pelataran – dimanapun, mudah bagi kalian menemukan wanita lalu lalang berpakaian serba hitam sekaligus bercadar hitam yang tampak sangat cantik (sampai saya berkeinginan seperti mereka juga).

Kalau boleh dibilang secara teori, kain hitam jika disandingkan suhu panas seharusnya tidak nyaman digunakan karena menyerap panas dan pasti akan bikin tambah panas. Bahkan di beberapa informasi yang saya baca di internet tidak menyarankan menggunakan baju hitam supaya nggak kepanasan, tetapi sebagian besar penduduk asli sini malah menggunakan warna hitam (yang bahkan terasa panas untuk saya).

Saya rasa itu sudah menjadi tradisi dan budaya arab, jadi banyak perempuan yang pakai warna hitam. Barangkali itu identitas sekaligus untuk menutup aurat, karena pakaian putih memang tidak aman dari menerawang hhe. Selain itu, sepertinya hitam lebih cocok untuk mereka. Ketika digunakan orang berkulit putih dan mancung seperti mereka, kecantikan mereka naik 100 derajat lebih baik dengan warna hitam, dan itu tidak untuk semua orang. Betapa beruntungnya mereka dikarunia paras yang menyenangkan (terlepas dari suhu yang bagi saya kurang bersahabat).

              Saya bisa bilang bahwa perempuan saudi 100% bagus dari angle manapun, mau dari kanan – kiri – tengah – atas – bawah - nyerong. Saya sampai minder kalau harus foto atau duduk di sebelah mereka. Selain cantik, mata besar, bulu mata bagus, kulit putih mulus dan hidung bangir – hampir semua yang saya lihat pandai membaca Al-Quran. Di setiap kali waktu shalat masuk, akan banyak rombongan terpisah atau sendirian yang sudah iktikaf di masjid untuk membawa Al-Quran. Melihat itu saja sudah cukup membuat saya terpukau sambil menikmati keindahan di depan saya. Sudah cantik, pinter baca alquran lagi.

              Saya sering kali curi-curi pandang dan berbisik ke adek saya kalau ada perempuan Saudi yang melintas di depan saya atau kebetulan duduk tidak jauh dari saya. Saya bilang, “dek cantik banget itu! Ya Allah anaknya manis gitu”. Lalu adek saya membalas, “iya udah tau!”. Betapa tidak manisnya jawaban adek saya, hhe.

              Untuk kebiasaan mengaji, mungkin tidak perlu saya herankan, karena merupakan tempat tujuan ibadah agama Islam – sudah pasti masyarakat sekitar juga akan mengambil manfaat disini dengan beribadah lebih baik, apalagi dekat dengan Makam Rasulullah. Sehingga hal tersebut menjadi kebiasaan, seperti mengajak keluarga untuk berjamaah di masjid dan berpisah di pintu nomor tertentu untuk nanti berkumpul lagi disana ketika pulang.

Saya beberapa kali melihat ada ibu yang membawa beberapa anaknya untuk iktikaf di masjid, entah perempuan atau laki-laki, entah masih kecil atau sudah dewasa. Meskipun hanya bermain handphone atau menemani ibunya, saya rasa itu tetap suatu kebiasaan bagus mengajarkan anak untuk terbiasa di masjid.

              Terlepas dari itu semua, saya mau bilang bahwa – hebatnya Allah, dengan kultur panas, berangin, lembab seperti di arab bisa menciptakan fisik dan tipikal tubuh yang tepat untuk itu. Akan banyak sekali kalian temui, mereka yang berbadan tinggi, hidung mancung, ciri-ciri fisik yang bagus untuk bertahan di tempat panas dan bersuhu tinggi.

Kalian pasti akan terpukau melihat kecantikan mereka sambil berdoa dalam hati setidaknya bisa sedikit seperti mereka. Pokoknya, perempuan Saudi memang beda bikin mindernya hehe. 

Best Regards, Latifa Mustafida

Tidak ada komentar

Terima kasih telah berkunjung.

Latifa Mustafida