MENGENALI DIRI SENDIRI DENGAN TYPE MBTI


            Awal tahun 2010-an, untuk mempelajari psikologi diri– buku yang mudah dibaca kalangan umum adalah seputar golongan darah. Seingat saya buku tsb ditulis orang jepang. Dari kategori itu, kita bisa (setidaknya) menduga kebiasaan seperti apa yang dimiliki seseorang, misalnya saja pemalu – suka mencari perhatian, dsb.

Namun, setelah diterapkan – karakter yang dimiliki dari kategori golongan darah sangat umum & tidak bisa mengkategorikan cara seseorang bertindak (Dalam beberapa artikel ada yang mengatakan bahwa golongan darah A suka duduk di pojok ruangan, tapi itu hanya jawaban dari mayoritas responden – dan tidak berlaku sama bagi yang lainnya wkw)

Baru-baru ini, dalam beberapa reality show yang saya lihat, generasi MZ selalu membahas MBTI sebagai bahan obrolan awal. Mereka menjelaskan dirinya sendiri dengan hasil test MBTI & mencoba memahami orang lain dari kategori tersebut.

MBTI atau kepanjangan dari Myers-Briggs Type Indicator, adalah psikotes yang dibuat untuk menilai kecerdasan individu, talenta & tipe kepribadian seseorang. Dari test MBTI, kita dapat mengamati sifat seseorang untuk melakukan penyesuaian diri, pengambilan keputusan, dan cara menghabiskan energi.

Boleh percaya atau tidak, kategori ini cukup membantu “melihat” bagaimana karakter diri sendiri & sikap orang lain yang khas, yang ada pada setiap orang. Jika kalian belum pernah mencobanya, kalian bisa langsung memulai test sederhana gratis di laman ini, https://www.16personalities.com/id/tes-kepribadian.




4 KATEGORI UTAMA MBTI

1.       Extraversion (E) - Introversion (I)

Ada 2 kategori dominan yang sudah banyak dikenali orang, introvert dan extrovert. Kategori ini melihat bagaimana seseorang menghabiskan energi dan cara mereka berinteraksi. Seorang Introvert lebih menyukai hening, fokus kepada diri sendiri dan memulihkan energi dengan diam. Sementara itu - extrovert bertindak lebih terbuka, aktif berinteraksi & memulihkan energi dengan bertemu orang.

 

2.     Sensing (S) - Intuition (N)

Kategori ini melihat bagaimana seseorang mengolah & mengambil informasi. Sensing mempelajari sekitar dengan mandiri, bersifat realistis dan melihat fakta yang terjadi. Sementara intuition bertindak dengan cara lebih abstrak, imajinatif & mengedepankan intuisi.  Seseorang dengan sifat sensing biasanya lebih logis dan rasional dibanding intuition, sehingga bertindak lebih hati-hati, structural dan runtut.

 

3.     Thinking (T) - Feeling (F)

Kategori ini melihat bagaimana sudut pandang seseorang dalam mengambil keputusan. Type Thinking mengambil Keputusan dengan melihat alasan rasional dari suatu kejadian, sementara type feeling melakukannya dengan pertimbangan perasaan yang dimiliki. Thinker memiliki pertimbangan dari fakta yang pernah terjadi, sedangkan feeling melakukan pertimbangan dengan emosinya pada saat tersebut.

 

4.     Judgement (J) – Perceiving/Perception (P)

Kategori ini melihat bagaimana seseorang menyikapi Keputusan yang dibuat. Penilaian. Type judging menilai sesuatu dengan tegas, struktural & terkesan kaku. Sementara perceiving bersikap fleksibel pada keputusan yang dibuat & bersikap adaptif dengan hal baru. Type judgment suka merencanakan sesuatu yang terkoordinir & senang apabila hal-hal sesuai dalam rencana, sementara perceiving bertindak sesuai kondisi, tidak terpaku pada 1 rencana.

 

Dengan 4 kategori ini, kalian akan lebih memahami bagaimana, mengapa, seseorang mengambil keputusan, saling mempengaruhi, cara mengatur keseharian, yang terpenting adalah mengurangi hal-hal yang tidak kita ketahui yang dapat menyebabkan kesalahpahaman. Cara ini juga efektif untuk merekrut team dengan melihat preferensi seperti apa orang yang lebih cocok dengan kepribadian & gaya kerja yang kita miliki.

Akhirnya, akan lebih mudah mengatakan “wajar” apabila seseorang dengan type judging terluka dengan kata-kata perceiving yang menyatakan cara hidupnya salah karena terlalu terpaku pada rencana, dan begitupun “Wajar” mengapa perceiving mudah sekali beralih plan dari A ke B tanpa harus merusak moodnya seharian. Atau “wajar” jika introvert merasa kelelahan setelah bertemu beberapa orang dalam 1 hari sementara extrovert justru makin bersemangat karenanya dan begitupun sebaliknya.

Tentu saja kategori ini bisa saja salah, tapi menarik melihat bagaimana seseorang yang lain bisa saling menyakiti hanya karena cara yang diambil dan sudut pandang yang berbeda dalam hidup (yang tidak kita mengerti), semoga kategori ini membantu menjawabnya.



Best Regards, Latifa Mustafida

Tidak ada komentar

Terima kasih telah berkunjung.

Latifa Mustafida