Dengan 280 halaman dan 28 sub judul, Rhonda Byrne mengajak kita untuk percaya pada satu kata "ajaib" dan menerapkannya. “Syukur”. Ini adalah satu buku yang sangat saya anjurkan untuk dibaca untuk membuka mata anda!
Anda harus mengerti dan menerapkannya langsung dalam hidup untuk merasakan efeknya!
Ada salah satu ayat Al-Quran yang akan saya kutip sebagai berikut:
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu beryukur, niscaya aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (Nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat”. (Ibrahim : 7)
“Dan bersyukurlah kepada Allah, jika
hanya kepada Allah kamu menyembah.” (QS Al-Baqarah: 72)
Menurut Rhonda Byrne, syukur merupakan magnet yang menarik kehidupan anda ke arah yang lebih baik. Ia beroperasi melalui hukum semesta yang mengatur seluruh hidup manusia. Jika makin banyak syukur yang anda curahkan, maka energi serupa akan menarik kehidupan anda ke dalam rasa syukur yang semakin besar. Semakin banyak syukur anda, maka semakin banyak kelimpahan yang anda rasakan.
Menurutnya, syukur dapat dengan ajaib mengubah relasi apapun menjadi lebih bermakna. Menjadikan anda lebih makmur, ringan, dermawan, bahagia, dan dengan tingkatan tinggi membawa anda ke perspektif lain yang belum pernah anda dapati sebelumnya. Ketika mempraktikkan ini, anda akan menyadari bahwa satu-satunya cara menghadapi hal diluar kendali anda adalah hanya dengan syukur.
Kini anda tau mengapa syukur dibutuhkan dan dianjurkan bahkan dalam kesulitan. Cara kerja syukur melibatkan pikiran, hati, dan tindakan.
“setiap aksi selalu memiliki reaksi yang berlawanan dan setara”. Setiap aksi “memberi syukur” selalu menyebabkan “reaksi menerima”. Mengapa begitu?
Syukur melibatkan kerja rasional dan penerimaan bagi hati. Dengan syukur, Hal-hal yang tampak tidak rasional akan menjadi rasional ketika anda percaya. hal-hal yang tidak terlihat akhirnya menjadi terlihat. Hal yang tidak pernah kalian sadari akhirnya terbuka, lebih dari itu, ia mengetuk kesadaran manusia.
Ada beribu alasan mengapa kita sebagai
manusia haruslah bersyukur, jika itu bukan tersebab materi, lebih dari itu, elemen
syukur meningkatkan efek baik lainnya bagi tubuh, seperti hati dan pikiran
menjadi lebih rileks dan kehidupan yang selalu anda khawatirkan perlahan menjadi
lebih damai. Anda tidak takut lagi dengan berbagai hal, anda hanya akan melakukan
yang anda bisa dan bersyukur atas segala yang telah anda terima. Anda menjadi
terus mencari hal positif dan tahu bahwa syukur adalah segalanya yang membantu
menentramkan kehidupan anda.
Anda menjadi lebih peduli terhadap sekitar, menganggap semua hal baik dan itulah yang merubah diri anda sepenuhnya.
Syukur menarik energi positif, dengan
demikian yang datang kepada anda hanya lah merupakan hal-hal baik dengan syukur
yang anda miliki. Sebaliknya, keluhan hanya akan menarik negativitas dan
hal-hal buruk pada pikiran, hati, dan fisik anda, itu mengapa syukur sangat
berguna dalam kesulitan yang kalian alami.
Cerita pribadi
Jika dibandingkan dengan yang lain,
saya tidak yakin apakah saya benar-benar merupakan orang yang pandai bersyukur
karena bagi saya syukur selalu melibatkan tindakan. Bukan sekedar kata-kata “terima
kasih” saja. Itu jelas tidak konkrit.
Saya selalu berterima kasih jika menerima pemberian atau bantuan dari orang lain. Saya mengucapkan itu seperti robot otomatis karena inilah yang diajarkan oleh lingkungan saya. Jadi itu jelas bukan merupakan kategori bahwa saya adalah contoh dari orang yang bersyukur.
Tapi pemahaman saya tentang syukur berubah,
syukur melibatkan tindakan memberi. Saya memiliki segala hal yang diinginkan
orang, kecukupan. Saya punya pekerjaan, 2 orang yang membantu saya di kantor,
bahkan saya memiliki pekerjaan sampingan dengan gaji bulanan yang bisa saya
andalkan dalam beberapa bulan terakhir, tapi di luar rasa syukur yang harus dilakukan
dengan perbuatan – saya yakin saya tidak akan menjadi apa-apa.
Meski saya menganggap “cukup” seperti yang saya sebutkan diatas, kadangkala kepala saya merasa sakit memikirkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi esok hari. Bagaimana saya harus membayar karyawan? Bagaimana membantu cicilan orang tua? Bagaimana ini, bagaimana itu?
Karena berbagai kekhawatiran itu, saya
merasa sering kehabisan tenaga tiba-tiba, kepala pusing, dan badan lelah. Tapi syukur
menyelamatkan saya. Anda boleh percaya atau tidak, tapi anda harus mempercayainnya
untuk tau manfaatnya.
Saya disadarkan oleh sesuatu, bahwa syukur – seharusnya tidak menyangsikan rezeki yang Allah limpahkan. Syukur seharusnya membuat saya lebih damai, tenang, dan dermawan karena keyakinan atas segala sesuatu sudah Allah gariskan. Syukur menarik ke garis itu.
Untuk pertama kalinya dalam hidup, ketika kesulitan saya justru memberi lebih banyak. Ketika dalam situasi terhimpit, saya justru mengeluarkan lebih banyak dari yang saya punya. Saya tidak punya kekhawatiran apapun. Saya mencoba bersyukur dengan cara berbagi dan membantu yang lain, atau sekedar berbagi makanan untuk membagi rasa syukur saya dengan yang lain.
Secara dramatis, hati saya lebih
tenang, hidup saya dan hubungan saya dengan orang-orang di sekitar lebih baik,
dan saya bahagia. Lebih daripada segalanya, segala syukur yang saya hadirkan
dengan memberi dan berbagi memberikan dimensi lain dari hidup, mungkin tidak hanya
soal materi, tapi ini jelas soal pikiran dan hati kita sendiri.
Ada satu kalimat yang sangat saya sukai pada buku ini,
“Hari ini, Tuhan memberi anda hadiah 86.400 detik. Sudahkah anda menggunakan satu detik untuk mengucapkan “terima kasih” ?
Sudahkah anda berterima kasih hari ini?
Sudahkah anda menghitung berapa banyak
karunia yang Allah berikan sampai detik ini?
Sudahkah anda bersyukur atas kehidupan
dan nafas yang segar hari ini?
Jika belum, mari bersyukur hari ini.
Tidak ada komentar
Terima kasih telah berkunjung.
Latifa Mustafida