Begini,
soal undangan buka bersama yang akan kamu terima atau tidak itu bisa kau sikapi
dengan dingin dingin saja. Tidak usah repot, tidak usah gusar, apalagi ribut mendengarkan
kata orang. mereka mau bilang kau sombong, sok sibuk atau pelit biar saja jadi
urusan mereka. Sirik itu melelahkan bukan? Jadi biarkan saja mereka yang
kelelahan. Itu hidupmu, ibadahmu, kegiatanmu, dan kebebasanmu. Menerima atau
menolak itu sungguh kewenanganmu dan orang lain tidak berhak ikut campur, jadi ini soal pilihanmu, bukan pilihan orang
lain.
Yang
kedua, soal tarawih yang cuman sebelas atau dua puluh tiga rokaat ini juga
bukan tentang orang lain. Jadi orang lain mau bilang apapun, mau membeberkan
dalil apapun, ini adalah soal yang kau yakini. Soal yang turun temurun kau
alami. Soal yang kau tau sendiri bagaimana baiknya. Jadi percuma berdebat soal
ini, kamu, Cuma tinggal yakin dengan
keyakinanmu, dan urusan keyakinan orang lain bukan lagi urusanmu.
Yang
ketiga, soal ibadah dan berbuat kebaikan itu adalah urusanmu dengan Tuhanmu.
Bukan urusanmu sama manusia-manusia yang kadang berisik itu. Jadi mau diam-diam
atau koar-koar ke sepenjuru desa biar semua orang tau, biar itu jadi hitungan
amalmu sama Tuhan. Cukup biarkan malaikat yang mengurus persoalan dosa dan
pahala itu, jangan lagi kau campuri dengan berkata mereka berdosa sedangkan
yang paling pantas masuk surga.
Yang
terakhir, soal ghibah – nggosip – fitnah – dan sebagainya yang sepersaudaraan
dengan nyinyir itu juga bukan urusanmu. Ringkaskan
hidupmu untuk mengurus hal-hal yang kau perlu. Itu mulut orang, bukan
mulutmu. itu lidah orang yang sama-sama tidak bertulang. Yang harus kau jaga
hanya mulut dan lidahmu. Bagaimana mungkin kau akan mengendalikan lidah orang
yang sama sekali bukan jadi bagianmu itu? Urusanmu hanya mengingatkan, dan
selebihnya – biarkan saja Tuhan yang memberikan teguran.
Dan sudah memang
begitu saja.
Lagipula,
apa mau seluruh omongan di dunia kau masukkan ke telinga?
Pintar-pintarlah
mengurus urusan yang memang penting untuk kau pikirkan.
Tidak ada komentar
Terima kasih telah berkunjung.
Latifa Mustafida