The Happiness Trap Dr. Russ Harris : Rekomendasi Buku


Dua buku ini berjudul sama, pengarang yang sama, bahkan di masanya dulu – buku ini merupakan terbitan dengan kualitas kertas yang sama. Tapi bisa kita bandingkan hasil buku yang terawat dan yang tidak terawat, buku yang disayang dengan buku yang sangat disayang, buku yang bertujuan untuk bermanfaat bagi orang lain dan buku yang sengaja dikonsumsi sendiri. 



Di buku pertama sebelah kiri, kita bisa lihat begitu banyak coretan inspirasi dari pemilik buku ini. Asumsi saya, karena dia sangat menyayangi buku ini, dia bahkan menuliskan seluruh unek-unek, pemikiran, dan curhatan itu di buku bacaannya hingga tampilannya menjadi sangat kotor (maaf harus saya sampaikan). Dia bawa buku itu kemana-mana. Saya jelas tahu bahwa si pemilik benar-benar menyayangi buku ini dari cara memperlakukan dia, sampai-sampai buku itu dia masukkan ke dalam tas tanpa membungkus buku itu terlebih dahulu. Jadi kondisinya menurut saya, jauh dari kata menyenangkan untuk dibaca. Tapi menurut si pemilik buku itu adalah hal yang wajar karena dia sayang pada bukunya. 



Namun jauh di lubuk hati. Saya rasa, si pemilik buku juga menyadari dan menyesal bahwa dia telah mengotori pesona dari buku itu diam-diam. Saya juga pernah melakukan hal tsb, namun tidak sebanyak yang dilakukan teman saya pada bukunya. Saya menggaris kalimat-kalimat yang bagus pada suatu buku dengan bolpoin/pulpen hitam tebal. Kadangkala saya coret dengan unek-unek saya hanya di bagian belakang, jika itu benar-benar ada di tengah buku – biasanya saya melakukannya dengan pensil agar tidak terlalu tampak. Tapi menyadarinya beberapa tahun kemudian, saya benar-benar menyesalinya. 

Saya ternyata telah merusak buku yang saya banggakan dengan mencoret-coret dan tidak menjaganya. 



Di buku sebelah kanan, buku yang sama yang saya beli satu bulan yang lalu. Saya mencoba memperlakukan buku itu sebagaimana saya ingin diperlakukan. Oke, kita abaikan kalau buku itu bukan benda hidup/makhluk hidup. Saya tetap akan memperlakukan segala sesuatu sebagaimana saya memandangnya berharga, maka saya harus menghargai pesona buku itu. 

ini jelas bukan pertandingan buku baru dan buku lama. ini pertandingan cara merawat dan menyayangi buku. 

Saya memandang, jika kita menyayangi sesuatu namun mengotori, merusak, mencoret-coret, bahkan tidak membiarkan dia menampilkan keindahan dalam dirinya, itu berarti kita tidak benar-benar menyayanginya. Bagi saya menyayangi berarti merawat dengan sebaik-baiknya, memberikan keleluasaan untuk bernafas. Menjaganya agar tetap baik dalam waktu yang lama, bahkan kalau bisa saya menginginkan keindahan itu akan terus menjadi lebih baik. Ini  Sama seperti saya yang merawat diri saya agar tidak kotor, tidak negative thinking, dan tidak memiliki cacat.

Ketika saya meminjam buku pertama, terlepas dari bukunya yang memiliki isi bagus atau tidak, saya jujur merasa malas. Jauh dari biasanya, saya sungguh malas membaca buku itu karena kotor dan banyak coretannya. Saya justru lebih tertarik membaca coretan unek-unek yang ada di setiap celah kosong di buku itu. Saya seperti sedang membaca buku karangan teman saya, bukan buku karangan Russ Harris.

Akhirnya, saya menyerah, saya tidak mau tahu isi bukunya karena keinginan untuk membaca perlahan musnah. Dengan buku yang sama, yang saya beli belum lama ini, saya akhirnya menyadari bahwa selain isi dari suatu buku – yang menarik hati pembaca adalah keadaan buku itu sendiri. Dengan buku yang baru, akhirnya saya paham bahwa isi buku itu sungguh bagus. Bahkan cocok dengan keadaan batiniah saya. Mungkin itu yang dirasakan teman saya hingga ketika mendapat pencerahan dari buku itu dia langsung menuliskan inspirasinya. Tapi saya rasa, menuliskannya di media lain akan lebih baik dan membantu therapy kejiwaannnya. Sama seperti yang saya lakukan saat ini.

Bersih dan kotor suatu hal akan memberi nilai keindahan tambahan pada suatu obyek. Kalian juga menyadari hal ini bukan? Bandingkan kalian melihat seseorang yang menggunakan pakaian bersih dan satu lagi mengenakan pakaian usang, rambut tidak terawatt, dan bau badan menyengat. Hal ini berpengaruh terhadap respon yang akan kita berikan. Tidak munafik untuk bilang bahwa kita akan lebih condong untuk menyukai hal yang bersih, baik, dan menyenangkan.

Manusia memang cenderung menyukai hal yang tampak baik, meskipun tidak sebenarnya baik.

Saya pernah menyarankan dalam salah satu postingan saya, mengenai buku, untuk menjaga buku agar tetap dan selalu dalam keadaan bersih sekalipun akhirnya kertas berubah menguning – agar buku itu tetap bisa diberdayakan dan bermanfaat bagi orang lain.

Terakhir, saya hanya akan bilang, bahwa buku fitrahnya adalah dibaca dan terus berguna bagi orang yang membacanya. Jikakalian hendak menularkan kebaikan pada banyak orang, maka jaga buku itu agar pesonanya bisa dinikmati orang lain. Menikmati keindahan bersama-sama dengan orang yang kita sayang lebih menyenangkan bukan daripada sendirian?

Salam.

Tidak ada komentar

Terima kasih telah berkunjung.

Latifa Mustafida